MAKALAH
KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI RUPA
KELOMPOK 10
DITA APRILIA :14186206292
ENGGAR
PRATIWI :14186206294
NURUL BAITI :14186206346
PRESTIVA DESI C.D.A :14186206351
Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI
TULUNGAGUNG
Jalan Mayor
Sujadi Timur No.7 Tulungagung - Jawa Timur
Telp/Fax
: 0355-321426 email : info@stkippgritulungagung.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Konsep Dasar Pendidikan
Seni Rupa tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi pendidikan seni rupa dan tujuan
pendidikan nasional serta peranan guru seni rupa. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Konsep Dasar Pendidikan Seni
Rupa.
Tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu terselesainya penyusunan makalah ini.
1.Bapak Drs. H. Djoko Edy Yuwono, M.M selaku ketua
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
2.Bapak M. Reyhan
Florean, M.Pd selaku dosen pengajar
mata kuliah Pendidikan Seni Rupa dan pembimbing tersusunnya makalah ini.
3.Anggota kelompok 10 yang telah menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahannya. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha yang telah dilakukan dalam penyusunan
makalah ini.. Amin
Tulungagung,
Oktober 2015
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR……………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang …………………………………………….4
1. 2.
Rumusan Masalah ………………………………………...4
1. 3.
Tujuan ………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2. 1.
Pendidikan seni rupa dan tujuan pendidikan nasional..5
2.1.1 Pendidikan seni rupa SD…………………………5
2.1.2 Tujuan pendidikan nasional…………………...…10
2. 2.
Peranan guru seni rupa …………………………………...11
BAB III PENUTUP
3. 1.
Kesimpulan ………………………………………………...15
3. 2.
Saran……………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seni rupa
adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan
perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen
serta prinsip-prinsip desain.
Seni rupa
merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam
berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan
imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua
dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu
atau lebih dari media yang ada.
Dalam berkarya
seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada
karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni,
karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara
yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian pendidikan seni rupa?
2) Apa tujuan pendidikan nasional?
3) Bagaimana peranan guru seni rupa?
1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertian seni rupa.
2) Untuk mengetahui tujuan pendidikan nasional.
3) Untuk mengetahui peranan guru seni rupa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENDIDIKAN SENI RUPA DAN TUJUAN PENDIDIKAN
NASIONAL
2.1.1 PENDIDIKAN SENI RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah
yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan
istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung
cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa. Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni
rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni.
Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk
menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan. Pendidikan
seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan
untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi
kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat
mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat
dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan
menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan
apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri,
mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan
multikultural.
PERLUNYA PENDIDIKAN SENI RUPA DI SD
Menurut
Sternberg ,kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi keberhasilan
kualitas ini adalah kemampuan mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan
atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia
memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan
kemudian mengambil keputusan- keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola
emosi merupakan kemampuan sesorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri,
sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara
wajar. (Sternberg, Saloveri dalam Tolopan; 1997)
Menurut Pitcer
(1982) mengatakan kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan
kemampuan mengelola emosi orang lain. Dengan seni rupa akan membantu anak-anak
untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan
perkembangan terhadap emosional mereka. Anak-anak dengan kemampuan ini
cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar kelompok
dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain. Anak merupakan pribadi sosial
yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan
dirinya.
Menurut
Goleman (1995) mengatakan bahwa idealnya seseorang dapat menguasai ketrampilan
kognitif sekaligus ketrampilan sosial emosional.Melalui bukunya yang terkenal
“Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spektrum kecerdasan, dengan
demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat
ahli. Perkembangan Kognitif tidak dating dengan sendirinya. Untuk mendorong
pertumbuhan, kurikulum yang disusun berdasarkan atas taraf perkembangan anak.
Serta harus dapat memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui
pendidikan senirupa di sekolah.
JENIS KARYA
SENI RUPA
1. Menggambar
Kegiatan
menggambar di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet,pengembangan
shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar ,menggambar dengan
skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan menggambar ekspresi
dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro
menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.
Kegiatan
menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran
atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu cara
manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.
2. Finger
Painting (Lukisan Jari)
Tujuan dari
kegiatan ini adalah :
v Dapat melatih
motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-otot kecil dan kematangan
syaraf.
v Mengenal
konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna-warna yang terang kita
dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan kondisi-kondisi emosi
mereka.
v Mengenalkan
konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi warna yang sekunder dan
tersier.
v Mengendalkan
estetika keindahan warna.
v Melatih
imajinasi dan kreatifitas anak.
Ada beberapa
metode atau cara dalam kegiatan finger painting :
Ø Menggunakan
teknik basah (kertas dibasahi dulu)
Ø Menggunakan
teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi)
3. Melukis
Salah satu
kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi juga
mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak selagi mereka belajar
melukis. Media yang digunakan untuk melukis pada anak usia dini biasanya cat
air, cat minyak, finger painting, dan lain-lain.
4. Membentuk
Arti kata
membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan.
Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata dalam
bahasa Belanda “boetseren” atau bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang
dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah
liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam
pengembangannya, selama tidak mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi,
dapat dipergunakan bahan-bahan lain seperti kertas, karton atau bahan-bahan
lembaran yang sekiranya dapat dibentuk.
Teknik
membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
a.
Disambungkan Membutsir
Membutsir
adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara
diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.Bahan
yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan
yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.
b. Memahat
Membentuk
dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap
bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain
kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.
c. Cor
(Menuang)
Proses menuang
menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk
cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini
dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.
d. Merakit
Membuat karya
dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan.Caranya
disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan
cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.
5. Mencetak
Mencetak
adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan menggunakan teknik
tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak saring,cetak
copy,dan cetak dengan pintu out.
6. Menjiplak
Sebelum
membuat cetakan apapun, anak-anak dapat menggunakannya untuk menjiplak. Mereka
cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas permukaan pelat dan dengan
krayon, menggosok-gosokannya bahkan dengan keras untuk mendapatkan gambarannya.
Anak-anak merasa teknik menjiplak cukup mengagumkan dan menggunakannya dengan
banyak cara.
7. Kolase
Kolase dalam
pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam bahan pada
sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelas biasanya memilih dan mengatur
potongan bentuk dari kertas, kain, bahan-bahan berstektur, lalu meletakkannya
di tempat yang mereka suka. Sebagai bagian dari pengalaman mereka dapat membuat
keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran dan bentuk.
Ada beberapa
macam kolase yaitu:
§ Kolase dengan
kertas dan kain
§ Kolase dengan
tekstur
8. 3M
(Menggunting,Menempel,Melipat)
Karya rupa 3M
ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga
dimensi. Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.
2.1.2 TUJUAN
PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan (UURI No.2 tahun 1989 Bab II Pasal 4). Pendidikan seni sebagai
bagian dari Pendidikan Nasional, seyogyanya memperhatikan makna yang terkandung
dalam pernyataan di atas dan berupaya untuk dapat menunjang pelaksanaannya.
Seni dapat menghaluskan rasa, dan mengembangkan daya cipta, serta mencintai
kebudayaan nasional, bahkan menghargai hasil-hasil kebudayan/kesenian dari
bangsa manapun. Hal ini diperlukan dalam rangka menghadapi kehidupan yang
semakin kompleks, yang ditandai dengan arus globalisasi akibat ledakan
teknologi komunikasi.
Sebagai bagian dari Pendidikan Tinggi Seni program studi Seni Rupa memiliki tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum
adalah menyiapkan peserta didik menjadi agggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan atau professional, mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi maupun seni dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat serta memperkaya kebudayaan nasional. Pencapaian dari tujuan
tersebut diusahakan dengan berpedoman pada tujuan pendidikan nasiona, kaidah
moral, dan etika ilmu pengetahuan dan kepentingan masyarakat dengan
memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa probadi.
Tujuan khusus
pendidikan seni rupa adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan
kreatif untuk menciptakan karya seni dan kemampuan akademik untuk melakukan
penelitian dan penulisan ilmiah di bidang seni rupa. Membekali lulusan dengan
wawasan dan pengetahuan yang luas yang memungkinkan terjadinya proses silang
budaya lokal-nasional-regional-internasional. Pada tingkat lanjut, silang
budaya akan mendorong potensi inovasi dan improvisasi artistic yang memperkaya
kebudayaan nasional, menanmkan pada lulusan sikap dan pola perilaku yang
menjunjung tinggi etika keilmuan dan etika kesenian yang sesuai dengan norma
dan kaidah kemanusiaan.
2.2 PERANAN
GURU SENI RUPA
Guru memegang peranan penting dalam pendidikan
seni. Setiap guru seni perlu memahami kepemimpinan bagaimana dan tanggungjawab
apa yang dituntut para siswa serta bimbingan mana yang dapat memberi inspirasi
kepada mereka; apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dia lakukan. Di ruangan
kelas, setiap saat guru senantiasa diperlukan siswanya.
Peran kunci guru seni, tidak lagi terletak
pada mengajarkan kepada siswa bagaimana cara menggambar, atau memberikan contoh
gambar untuk ditiru siswa, tetapi lebih terfokus kepada penciptaan iklim
belajar yang menunjang, suasana yang akrab serta adanya penerimaan guru atas
pribadi para siswa yang beranekaragam dengan karya dan gagasan mereka yang
bervariasi pula. Dalam keseluruhan penyelenggaraan kegiatan seni di sekolah,
peranan guru adalah memberi inspirasi, memberi kejelasan/klarifikasi, membantu
menerjemahkan gagasa, perasaan dan reaksi siswa ke adalam bentuk-bentuk karya
seni yang terorganisasi secara estetis (Jefferson, 1969) atau menciptakan iklim
yang menunjang bagi kegiatan “menemukan”, “eksplorasi”, dan “produksi”. Peranan
ini dapat dimainkan guru, baik pada saat awal atau di tengah pelajaran sedang
berlangsung. Tentu saja, untuk dapat berperan seperti ini guru perlu “mengasah”
kepekaan rasa seninya secara memadai, melalui kegiatan belajar yang terus
menerus (belajar diartikan: mengamati, menghayati, mengkaji atau berkarya).
Tugas-tugas guru seni sebetulnya cukup jelas
dan spesifik tetapi jangan diartikan secara kaku. Yang penting, tetaplah
berorientasi kepada kebutuhan belajar siswa. Tugas-tugas guru paling sedikit
meliputi lima kegiatan penting, yaitu: (1) merancang, (2) memotivasi, (3)
membimbing, (4) mengevaluasi, (5) menyelenggarakan pameran.
Berikut ini akan dibahas salah satu tugas yang
sangat penting bagi guru dan perlu dikembangkan, tetapi sering diabaikan yaitu
memotivasi.
Sering dikemukakan orang bahwa kegiatan
berkarya seni, anak-anak tidak perlu dimotivasi, karena mereka sudah dengan
sendirinya menyukai kegiatan ini. Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar,
sebagaimana terbuktidalam kenyataan. Tidak semua anak secara spontan mampu
berkresi, sekalipun ia berada pada fase perkembangan yang disebut “the golden
age of creative expression” (masa keemasan ekspresi kreatif), sekitar usia
kelas I-III SD. Kiranya faktor lingkungan budaya turut memegang peranan penting
dalam hal ini. Spontanitas berekspresi-kreatif pada anak hanya terjadi jika
didukung oleh iklim yang menunjang dan melalui serangkaian pengalaman
berkesenian, baik dalam bentuk kegiatan apresiasi maupun kreasi.
Beberapa cara yang dapat dijadikan alat
memotivasi oleh guru pada awal pelajaran seni rupa yaitu : insentif,
membangunkan pengalaman pribadi (ingatan, asosiasi emosional), pengamatan
langsung kepada objek di lingkungan, asosiasi gagasan dengan bahan/media dan
perluasan pengetahuan.
Insentif disini lebih diartikan sebagai
penguatan (reinforcement) bersifat
non-material, yang memungkinkan para siswa tergugah minatnya untuk mengikuti
pelajaran. Bentuknya antara lain berupa : kata-kata pujian, gerak mimik,
acungan jempol, atau tanda persetujuan dan penerimaan guru kepada siswa yang
mengemukakan gagasan menarik. Hal ini dapat dilakukan terutama diskusi awal.
Membangunkan ingatan perlu dilakukan, untuk
mengungkapkan kembali pengalaman siswa di masa lalu yang mungkin sudah
dilupakan. Caranya, dengan melakukan pancingan-pancingan kata-kata, kalimat
pernyataan atau pertanyaan yang tak perlu dijawab secara verbal.
Asosiasi gagasan dengan bahan. Artinya, setiap
jenis bahan yang digunakan memiliki karakter khusus yang memancing ide
penciptaan. Memperluas pengetahuan artinya, guru berupaya agar pengetahuan siap
mengenai suatu objek yang telah dimiliki siswa, ditambah, diperkaya ileh guru
maupun siswa-siswa lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan diskusi pada tahap
awal, pada waktu kegiatan berlangsung atau setelah hasil karya selesai dibuat
siswa. Pengetahuan yang luas akan memperlancar proses kreasi, bahkan
meningkatkan daya tarik hasil karya.
Akhirnya guru perlu memperhatikan juga kapan
saat-saat yang tepat diberikannya motivasi, jangan sampai mengganggu siswa yang
sedang asik bekerja (Wachowiak dan Clements, 1993)
METODE
PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD
1. Strategi
Penataan
Strategi
penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang
mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2. Strategi
penyampaian
Strategi
penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran
untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3. Stategi
pengelolaan
Strategi
pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran
dilaksanakan.
MODEL
PEMBELAJARAN SENI RUPA
1. Model
Terkait
Model terkait
adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada
hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau
ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran
SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam
SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial
seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi
yang terkait.
2. Model
Terjala
Merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan
hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran
seni rupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi
(seni music, tari) dan inter bidang studi (seni rupa, music, tari, matematika,
ips, ipa dll)
3. Model
Terpadu
Model terpadu merupakan
pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang
tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari
berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendidikan seni sebagai bagian dari Pendidikan Nasional, seyogyanya
memperhatikan makna yang terkandung dalam UURI No.2 tahun 1989 Bab II Pasal 4
dan berupaya untuk menunjang pelaksanaannya. Seni dapat menghaluskan rasa, dan
mengembangkan daya cipta, serta mencintai kebudayaan nasional, bahkan menghargai
hasil-hasil kebudayan atau kesenian dari bangsa manapun. Hal ini diperlukan
dalam rangka menghadapi kehidupan yang semakin kompleks, yang ditandai dengan
arus globalisasi akibat ledakan teknologi komunikasi.
Peran kunci guru seni, tidak lagi terletak pada mengajarkan kepada
siswa bagaimana cara menggambar, atau memberikan contoh gambar untuk ditiru
siswa, tetapi lebih terfokus kepada penciptaan iklim belajar yang menunjang,
suasana yang akrab serta adanya penerimaan guru atas pribadi para siswa yang
beraneka ragam dengan karya dan gagasan mereka yang bervariasi pula
3.2 SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Rahma, Nur
Fitria.2012. Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa. ( online).
(http://nurfitrarahma.blogspot.co.id/2012/07/konsep-dasar-pendidikan-seni-rupa.html),
diakses tanggai 23 Oktober 2015
Tya, Poenya
2010. Pembelajaran seni Rupa SD.
( online).
(http://tiyapoenya.blogspot.co.id/2010/09/pembelajaran-seni-rupa-sd.html),
di akses tanggal 23 Oktober 2015
Kurnia, Ulfa.2012. Peran Guru Dalam Pendidikan Seni Rupa. (
online)
(http://ulfakarunia.blogspot.co.id/2012/07/peran-guru-dalam-pendidikan-seni-rupa.html),
di akses
tanggal 23 Oktober 2015
No Name.
(online) (https://www.blogger.com/feeds/878375600351713749/posts/default), diakses
tanggal 23 Oktober 2015
No Name. (online)